Bagaimana Cara Mengenal Allah ? Ini Penjelasannya..
Kita hidup di dunia ini seharusnya tidak hanya sekedar menjalani rutinitas. Ada hal yang sangat mendasar untuk kita ketahui dan itu sangat penting yaitu tentang Ketuhanan. Mengenal Allah SWT, bukan hanya mengenal nama tapi juga mengenal dengan sebenar-benarnya mengenal yaitu "ma'rifah"
Untuk mencapai ma'rifah ini bukanlah suatu yang mudah, perlu perhatian yang khusus dari tahap awal untuk mencapai jalan ma'rifah yaitu menuntut ilmu tauhid.
Dengan dasar ilmu tauhid merupakan salah satu jalan yang menghantarkan kita kepada mengenal Allah SWT, Khaliqul 'Alam. Dalam mempelajari ilmu tauhid, diperlukan guru yang dapat membuat kita mengenal Allah SWT.
Ilmu tauhid yang benar yaitu yang menjelaskan sifat-sifat Allah. Melalui sifat-sifat Allah kita dapat mengenal Allah. Ulama Ahlusunnah Waljama'ah merangkum 20 sifat Allah yang wajib kita pelajari.
Perlu diingat, bahwa sifat Allah SWT tidak hanya 20. Hanya kewajiban kita untuk mempelajari 20 sifat Allah, dengan mempelajari 20 sifat Allah SWT sudah memadai kita untuk mengenal Allah SWT.
Sifat 20 yang wajib kita pelajari juga mencakup 20 sifat mustahil dan 1 jaiz, jika dikumpulkan menjadi 41, kemudian untuk sifat yang wajib kita ketahui yang ada pada Rasul yaitu 4 wajib, 4 mustahil dan 1 jaiz. Jika dikumpulkan semuanya menjadi 50, yang disebut juga dengan I'tiqad 50.
Setelah mempelajari sifat Allah SWT yang 20, belum tentu kita dapat mengenal Allah SWT juga. itu merupakan pondasi untuk mengenal. Setelah mempelajari ilmu tauhid juga dilanjutkan dengan pengamalan sehari-hari ketika menjalani hidup.
Salah satu tanda orang yang sudah kuat tauhidnya yaitu tidak sibuk atau tidak risau dalam hal rezekinya. Dia yakin Allah SWT menjamin rezekinya, dia tidak risau dan sibuk sehingga meninggalkan kewajibannya kepada Allah SWT lantaran mencari rezeki.
Dia yakin rezekinya tidak akan tertukar atau diambil oleh orang lain. Ketika azan berkumandang, dia meninggalkan pekerjaannya walaupun di saat itu lagi waktu-waktunya banyak pembeli, dan sebagainya.
Selain mempelajari ilmu tauhid dan syari'at (fiqih), jalan yang dapat membawa kita mengenal (ma'rifah) kepada Allah SWT adalah melalui jalan yang ditempuh para Ulama yaitu mempelajari dan mengamalkan Thariqat.
Thariqat adalah suatu amalan yang dikhususkan untuk diamalkan sehari-hari oleh seorang muslim, sesuai dengan petunjuk Mursyid. Amalan dalam Thariqat berupa zikir-zikir, shalawat dan sebagainya yang sumbernya dari Rasulullah SAW.
Semakin kuat seseorang dalam menjalankan Thariqat maka semakin kuat juga dalam menjalankan Syari'at. Karena Thariqat dan Syari'at tidak bisa dipisahkan.
Ketika seseorang istiqamah dalam menjalankan Thariqat, maka orang tersebut mendapat curahan nur dari Allah SWT. Sehingga tidak berani lagi bermaksiat, baik ketika ada banyak orang ataupun ketika sendiri. Hatinya merasakan Allah selalu melihatnya.
Mengenal Allah SWT adalah hal terpenting diantara terpenting yang ada di dunia ini. Karena Allah lah yang menciptkan dan memberikan segalanya untuk kita.
Bagaimana kita bisa hidup di bumi yang Allah ciptakan ini sedangkan kita tidak mengenal Sang Pemilik Bumi, bagaimana bisa memakan makanan, memakai, membeli dan sebagainya dari rezeki yang Allah berikan sedangkan kita tidak mengenal Sang Pemberi Rezeki ? bagaimana kita bisa bersyukur kepada Allah jika kita tidak mengenal Allah ?
Jika pun mulut pernah berucap syukur tapi apakah kita telah bersyukur dengan sebenar-benarnya, sedangkan Allah saja kita belum kenal. Oleh karena itu mengenal Allah adalah perkara yang sangat penting, sebagai pondasi terhadap segala tindakan yang kita lakukan
Dengan mengenal Allah segala sesuatu yang kita lakukan menjadi terarah, segala yang kita peroleh tidak menjadikan sombong tapi bersyukur, segala yang menimpa atas kita tidak menjadikan putus asa tapi menjadi sebuah ujian dan kesabaran.
Sangat disayangkan, pada akhir zaman ini manusia disibukkan dengan hal yang seharusnya tidak membuatnya sibuk. Para orang tua luput mengajarkan anak-anaknya ilmu tauhid sebagai prioritas, yang banyak adalah pelajaran umum yang tidak berkaitan dengan tauhid yang dijadikan prioritas. Sehingga ketika mencapai usia aqil baligh anak-anak tersebut banyak melakukan pelanggaran karena tidak takut kepada Tuhannya, disebabkan karena tidak kenal. Kenal nama tapi tidak kenal seutuhnya.
Oleh karena itu, mempelajari dan mengamalkan ilmu tauhid sangat diperlukan semenjak dari kecil. Semoga kita semua menjadi orang yang Ma'rifah kepada Allah SWT, aamiin..
No
|
Yang Wajib
|
Yang
Mustahil
|
Dalil Naqli
(Al-Quran)
|
1.
|
ﻭﺟﻮﺩ (wujud)
Ada Allah
|
ﻋﺪﻡ (‘Adam)
Tiada
|
اللَّـهُ
الَّذِي
خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ
وَمَا
بَيْنَهُمَا
Artinya : “Allah-lah
yang menciptakan langit dan bumi serta apa saja yang ada di antara keduanya.” – QS. As-Sajda [32:4]
|
2.
|
ﻗﺪﻡ
(Qidam)
Sedia Allah
|
ﺣﺪﻭﺙ (Huduts)
Baharu
|
هُوَ
الْأَوَّلُ
وَالْآخِرُ
وَالظَّاهِرُ
وَالْبَاطِنُ
ۖ وَهُوَ
بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir,
Yang Lahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” – QS. Al-Hadid [57:3]
|
3.
|
ﺑﻘﺎﺀ (Baqa)
Kekal Allah
|
ﻓﻨﺎﺀ (Fana)
Binasa
|
كُلُّ
شَيْءٍ
هَالِكٌ
إِلَّا
وَجْهَهُ ۚ
لَهُ
الْحُكْمُ
وَإِلَيْهِ
تُرْجَعُونَ
Artinya : “Tiap-tiap
sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan dan hanya
kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” – QS. Al-Qasas [28:88]
|
4.
|
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
(mukhalafatuhu lilhaawadist)
Berbeda Allah dengan yg
baharu/makhluk
|
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ
ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ (Mumatsalatuhu
Lilhawadits)
Serupa dengan dengan yg
baharu/makhluk
|
لَيْسَ
كَمِثْلِهِ
شَيْءٌ ۖ
وَهُوَ
السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai atau sama
dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” – QS.
Ash-Shura [42:11]
|
5.
|
ﻗﻴﺎﻣﻪ
ﺑﻨﻔﺴﻪ (Qiyamuhu BInafsihi)
Berdiri dengan sendirinya/ tidak
butuh kepada yang lain
|
ﺑﻐﻴﺮﻩ
ﻗﻴﺎﻣﻪ
(Qiyamuhu Bighairih)
Berdiri
dengan selainnya/ butuh kepada yang lain
|
إِنَّ
اللَّـهَ
لَغَنِيٌّ
عَنِ
الْعَالَمِينَ
Artinya : “Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu pun) dari semesta
alam.” – QS.
Al-Ankabut [29:6]
|
6.
|
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ (Wahdaniah)
Esa/satu
|
ﺗﻌﺪﺩ
(Ta’addud)
Banyak
|
لَوْ
كَانَ
فِيهِمَا
آلِهَةٌ
إِلَّا
اللَّـهُ
لَفَسَدَتَا
Artinya : “Sekiranya di langit dan bumi ada
tuhan tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.” – QS. Al-Anbiya [21:22]
|
7.
|
ﻗﺪﺭﺓ (Qudrah)
Berkuasa
|
ﻋﺟﺰ (‘Ajzun)
Lemah
|
إِنَّ
اللَّـهَ
عَلَىٰ
كُلِّ
شَيْءٍ
قَدِيرٌ
Artinya : “Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” – QS. Al-Baqara [2:20]
|
8.
|
ﺇﺭﺍﺩﺓ
(Iradah)
Berkehendak
|
ﻛﺮﺍﻫﻪ
(Karahah)
Terpaksa
|
إِنَّمَا
قَوْلُنَا
لِشَيْءٍ
إِذَا أَرَدْنَاهُ
أَن
نَّقُولَ
لَهُ كُن
فَيَكُونُ
Artinya : “Sesungguhnya perkataan Kami
terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya
Kun (jadilah), maka jadilah ia.” – QS. An-Nahl [16:40]
|
9.
|
ﻋﻠﻢ(‘Ilmun)
Mengetahui
|
ﺟﻬﻞ (Jahlun)
Bodoh
|
إِنَّ
اللَّـهَ
بِكُلِّ
شَيْءٍ
عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Allah mengetahui segala
sesuatu.” ,Al-Mujadilah [58:7]
|
10.
|
ﺣﻴﺎﺓ (Hayah)
Hidup
|
ﻤﻮﺕ (Maut)
Mati /bisa mati
|
وَتَوَكَّلْ
عَلَى
الْحَيِّ
الَّذِي لَا
يَمُوتُ
Artinya : “Dan bertakwalah kepada Allah Yang
Maha Hidup kekal lagi yang tidak mati.” QS. Al-Furqan [25:58]
|
11.
|
ﺳﻤﻊ (Sama’)
Mendengar
|
ﺻم (Shummun)
Tuli
|
قَالَ
لَا
تَخَافَا ۖ
إِنَّنِي
مَعَكُمَا أَسْمَعُ
وَأَرَىٰ
Artinya : “Janganlah
kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan
melihat.” –
QS. Ta-Ha [20:46]
|
12.
|
ﺑﺼﺮ (Bashar)
Melihat
|
عمي (‘Umyun)
Buta
|
لَيْسَ
كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
ۖ وَهُوَ
السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai atau sama
dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” – QS.
Ash-Shura [42:11]
|
13.
|
ﻛﻼ م (Kalam)
Berkata/ Berfirman
|
ﺑﻜﻢ (Bukmun)
Bisu
|
وَكَلَّمَ
اللَّـهُ
مُوسَىٰ
تَكْلِيمًا
Artinya : “Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” – QS. An-Nisa [4:164]
|
14.
|
ﻗﺎﺩﺭﺍ
ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu Qadiran)
Keadaanya yang Berkuasa
|
ﻋﺎﺟﺰﺍ
ﻛﻮﻧﻪ
(Kaunuhu ‘Ajizan)
Keadaannya yang Lemah
|
Dalil
lihat pada Sifat Qudrah di atas
|
15.
|
ﻣﺮﻳﺪﺍ ﻛﻮﻧﻪ
(Kaunuhu Muridan)
Keadaanya yang Berkehendak
|
مكرها ﻛﻮﻧﻪ
(Kaunuhu
Mukrahan)
Keadaanya yang Terpaksa
|
Dalil lihat pada Sifat Iradah di atas
|
16.
|
ﻋﺎﻟﻤﺎ
ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu ‘Aliman)
Keadaannya yang mengetahui
|
ﺟﺎﻫﻼ ﻛﻮﻧﻪ
(Kaunuhu Jahilan)
Keadaanya
yang bodoh
|
Dalil
lihat pada Sifat ‘Ilmun di atas
|
17.
|
ﺣﻴﺎ ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu Hayyan)
Keadaannya yang Hidup
|
ﻣﻴﺘﺎ ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu
Mayyitan)
Keadaanya yang mati/ bisa mati
|
Dalil lihat pada Sifat Hayah di atas
|
18.
|
ﺳﻤﻴﻌﺎ
ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu Sami’an)
Keadaannya yang Mendengar
|
ﺃﺻﻢ
ﻛﻮﻧﻪ
(Kaunuhu Asam)
Keadaanya yang Tuli
|
Dalil
lihat pada Sifat Sama’ di atas
|
19.
|
ﺑﺼﻴﺭﺍ ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu Bashiran)
Keadaanya yang Melihat
|
ﺃﻋﻤﻰ ﻛﻮﻧﻪ
(Kaunuhu A’ma)
Keadaannya yang Buta
|
Dalil lihat pada Sifat Bashar di atas
|
20.
|
ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
ﻛﻮﻧﻪ (Kaunuhu Mutakalliman)
Keadaanya
yang Berkata/ Berfirman
|
ﺃﺑﻜﻢ
ﻛﻮﻧﻪ
Kaunuhu Abkam)
Keadaannya yang Bisu
|
Dalil
lihat pada Sifat Kalam di atas
|
|
Sifat Jaiz
Allah berbuat apa yang dikehendakiNYA,
misal menciptakan alam ini atau tidak
|
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَايَشَاءُ وَيَخْتَارُ
“Dan Tuhanmu menjadikan dan
memilih barang siapa apa yang dikehendaki-Nya.(Al-Qashash: 68)
|
Demikian ringkasan
sifat 20 yang wajib kita ketahui, untuk penjelasan lebih mendalam dapat saudara
pelajari pada para Ustadz, Tengku atau Ulama terdekat dengan tempat tinggal saudara.
Mempelajari ilmu agama bertatapan langsung dengan Guru merupakan cara yang
paling utama.
Selain mempelajari
dan mendalami tentang sifat 20 atau I’tiqad 50 hal yang harus ditempuh agar
mengenal Allah ialah dengan memperbanyak zikir terutama zikir Laa ilaha
illallaha, dengan berzikir maka Allah akan menjadikan kita semakin
dekat denganNYA..
Semoga kita semua
diberikan nikmat yang paling besar yaitu” Ma’rifah” kepada Allah…Aamiin ya
Rabbal ‘Alamin..
Posting Komentar untuk "Bagaimana Cara Mengenal Allah ? Ini Penjelasannya.."
Silahkan beri masukan atau pertanyaan pada kolom komentar