Biografi Abah Anom ( Syech Ahmad Shahibul Wafa Tajul 'Arifin), Seorang Waliyullah Pelopor Di Berbagai Bidang
Abah Anom
Syech Ahmad Shahibul Wafa Tajul 'Arifin atau yang sering disebut Abah Anom adalah seorang Ulama dan juga Walliyullah, Mursyid Tariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang lahir pada tanggal 1 Januari 1915 di kampung Godebah, Surayalaya Kabupaten Tasikmalaya. Abah Anom meninggal di Tasikmalaya pada 05 September 2011 pada usia 96 Tahun.
Abah Anom adalah salah satu Ulama keturunan Rasulullah SAW dari jalur Sayyidina Hasan, berikut silsilah nasab Abah Anom :
Sayyid Syaikh Ahmad Shahibulwafa
Tajul 'Arifin
bin Sayyid Syekh
'Abdulloh Mubarok
bin Sayyid Nur Muhammad (Eyang Upas)
bin Sayyid 'Ali
Alhusaini adalah putra pasangan Sayyid
Ibrohim Arrof'i dan Sayyidah Ummi Hafshoh binti Sayyid Sirruddin
bin Sayyid
Sirrojuddin
bin Sayyid Ahmad
Izzuddin
bin Sayyid Aziz
Mubarok
bin Sayyid
Fathurrohman
bin Sayyid 'Abdulwafa
bin Sayyid
Miftahulwahhab
bin Sayyid Hasbi
Ashshidiqi
bin Sayyid Hasan
Mufadhol
bin Sayyid Abu Bakar
Atstsaqolani
bin Sayyid Ibrohim
Yahya
bin Sayyid Muhammad
Sya'roni
bin Sayyid Abu
'Abdulkarim
bin Sayyid Musthofa
Al akhyar
bin Sayyid 'Abdulhakim
bin Sayyid 'Abdulloh
Maslul
bin Sayyid Hasan
Ghifari
bin Sayyid Hamdan
Muhammad Alghifari
bin Sayyid Ibrohim
bin Sayyid Hamzah
Nur Said
bin Sayyid Nur
Muhammad 'Abdul'afwa
bin Sayyid Isma'il
bin Sayyid Abu
Fadhil Maulana R.a Sayyid Musa Alfatani
bin Sayyid Said Al
Anshori
bin Sayyid Ibrohim
bin Sayyid Utsman Ali
Hasan,(Sayyid Utsman Ali Hasan ini sebelumnya tercatat Sayyid Utsman,yg dikira
Sayyid Utsman bin 'affan r.a),terus di cek lagi ternyata yang dimaksud Sayyid
Utsman adalah ternyata Sayyid Utsman Ali Hasan bin Sayyid Muhammad
bin Sayyidina Hasan
Assibthi
bin Fathimah Azzahra
binti Rasulullah SAW
Riwayat Pendidikan Abah Anom
Antara tahun 1923-1928 Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School)
di Ciamis, Pada usia 8 tahun. Kemudian beliau masuk Sekolah Menengah semacam Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya.
Abah Anom mulai mendalami ilmu agama pada tahun 1930 pada Kiyai yang terkenal di Pesantren Cicariang, Pesantren Jambudipa, dan Pesantren Gentur, Cianjur selama kurang lebih 2 tahun.
Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama ketika kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Di pesantren inilah Abah Anom banyak mendapatkan pengalaman dari berbagai hal, termasuk ilmu dalam mengelola dan memimpin Pesantren.
Kegemaran Abah Anom dalam menuntut ilmu, menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai disiplin ilmu di dalam islam pada usia 18 tahun.
Didukung dengan ketertarikan Abah Anom pada dunia Pesantren, Abah Sepuh (Ayah Abah Anom) mengajarkan beliau zikir tariqat. Sehingga Abah Anom menjadi wakil talqin Abah Sepuh pada usia yang relatif muda, sejak itulah beliau dikenal dengan sebutan Abah Anom.
Abah Anom Menikah dan Perjalanan ke Mekkah
Pada usia 23 tahun Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru'yanah. Setelah menikah Abah Anom berziarah ke tanah suci menggunakan kapal laut. Ketika sampai di Mekkah kemudian Abah Anom berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah menaiki unta.
Setelah berziarah ke makam Rasulullah SAW, Abah Anom kembali ke Mekkah. Selama di Mekkah, Abah Anom banyak menghabiskan waktu untuk berdzikir di Mesjidil Haram.
Selepas zikir di pagi hari ketika matahari mulai terbit, hal yang pertama kali Abah Anom lakukan adalah mengunjungi Ribath Naqsyabandi di Jabal Qubaish yang dihadiri oleh orang dari berbagai negara yang digelar oleh Syaikh Ramli dari Garut, untuk muzakarah kitab Sirr Al-Asrar dan Ghunyah Thalibin, 2 kitab tasawuf karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Syaikh Ramli merupakan wakil talqin Abah Sepuh juga, dan Abah Anom banyak berhubungan dengan Syaikh Ramli ketika di Mekkah.
Abah Anom bermukim di Mekkah selama 7 bulan. Setelah pulang dari Mekkah, pengetahuan Abah Anom tentang ilmu tafsir, hadist, fiqih, kalam, dan tasawuf semakin mendalam.
Baca juga :
Baca juga :
Menjadi Mursyid
Abah Anom menjadi Mursyid Tariqat Qadiriyah wa Naqsybandiyah pada tahun 1950, pada usia 35 tahun. Ketika Abah Sepuh wafat pada tahun 1956, Abah Anom melanjutkan kepemimpinan Pesantren ayah beliau di Pondok Pesantren Suryalaya.
Abah Anom sangat sangat peduli terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Abah Anom dan Pesantren Suryalaya tampil menjadi pelopor pembangunan ekonomi rakyat dengan pembuatan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air sebagai pembangkit tenaga listrik dan sebagainya.
Selain melestarikan dan menyebarkan ajaran Islam melalui metode Tariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Abah Anom juga mendirikan pendidikan formal pada tahun 1961. Mulai dari TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah Keagamaan, Perguruan Tinggi (IAILM), Sekolah Tinggi Ekonomi Lathifah Mubarakiyah, dan Pondok Remaja Inabah.
Berdirinya Pondok Remaja Inabah sebagai bentuk perhatian Abah Anom terhadap umat yang tertimpa musibah, seperti kerusakan disebabkan pengaruh NARKOBA dan yang lainnya.
Pondok Remaja Inabah menarik perhatian masyarakat luas, termasuk para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, agama, sosiolog, dan psikolog. Mereka mulai meyakini bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin ilmunya termasuk Tasawuf dan Tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat dengan pemantapan keimanan dan ketakwaan, melalui pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.
Abah Anom Berpulang ke Rahmatullah
Setelah menjalani masa yang cukup panjang, Abah Anom dengan berbagai keberhasilan yang beliau capai di panggil oleh Sang Khalik pada hari Senin, 05 September 2011 pukul 11.55 pada usia 96 tahun.
Penghargaan Yang Diperoleh Abah Anom
- Pelopor Swasembada Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi (1961)
- Kalpataru (1980)
- Distinguished Service Award oleh International Federation of Non-Governmnet Organisations (IFNGO), PBB ( Januari 2009)
Untuk mengetahui riwayat hidup Abah Anom secara lebih rinci dapat mengunjungi halamaan ini Abah Anom : Wali Fenomenal Abad 21 , buku yang ditulis oleh Asep Salahudin (Cetakan 1, Desembaer 2013) Jakarta Selatan. Noura Book. ISBN 978-602-1606-06-3.
Posting Komentar untuk "Biografi Abah Anom ( Syech Ahmad Shahibul Wafa Tajul 'Arifin), Seorang Waliyullah Pelopor Di Berbagai Bidang"
Silahkan beri masukan atau pertanyaan pada kolom komentar