Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Habib Umar Bin Hafidz, Ulama Internasional Yang Hafal 100.000 Lebih Hadist

Habib Umar bin Hafidz



Habib Umar Bin Hafidz adalah seorang Ulama Internasional  yang berasal dari Tarim, Yaman Selatan. Beliau dilahirkan pada hari Senin, 4 Muharram 1383 H bertepatan dengan 27 Mei 1963 M.

Habib Umar Bin Hafidz merupakan salah satu Ulama keturunan Rasulullah SAW dari jalur Sayyidina  Hussein. Pada usia yang sangat muda Habib Umar telah mampu menghafal Al-Quran dan berbagai matan (isi) dari kitab fiqih, hadis dan lainnya.


Habib Umar Bin Hafidz digelar sebagai Al-Hafidz karena mampu menghafal 100.000 lebih hadist, dan juga digelar sebagai Al-Musnid karena mampu menghafal sanad hadist (periwayat hadist) sampai kepada Rasulullah SAW.

Silsilah Nasab Habib Umar yaitu :


Habib 'Umar bin Muhammad 

bin Salim 
bin Hafidz 
bin Abdullah
bin Abu Bakar 
bin 'Aydrus 
bin 'Umar 
bin Abu Bakar 
bin 'Aydrus 
bin Husein 
bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim 
bin Abdullah 
bin Abdurrahman 
bin Abdullah 
bin Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf 
bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh 
bin Syekh Ali Shohibud Dark 
bin Al-Imam Alwi Al-Ghuyur 
bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad 
bin Ali 
bin Al-Imam Muhammad Shohib Marbat 
bin Al-Imam Kholi Qosam 
bin Alwi 
bin Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah 
bin Al-Imam Alwi Shohib Saml 
bin Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh 
bin Al-Imam Muhajir Ahmad 
bin Al-Imam Isa Ar-Rumi 
bin Al- Imam Muhammad An-Naqib 
bin Al-Imam Ali Al-Uraydhi 
bin Al-Imam Ja’far As-Shodiq 
bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir 
bin Al-Imam Ali Zainal Abidin 
bin Sayyidina Al-Husein 
bin Fathimah Az-Zahra
binti Rasulullah SAW

Riwayat Pendidikan Habib Umar 

Sejak kecil telah terlihat kelebihan yang dimiliki oleh Habib Umar. Habib Umar dengan cepat bisa menguasai berbagai disiplin ilmu yang dipelajarinya. 

Ketika di Tarim, Habib Umar belajar kepada Ayah beliau yaitu Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz, Syekh Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab, Syekh Fadl Baa Fadl serta para ulama lain yang mengajar di Ribat.

Ayah Habib Umar, Habib Muhammad bin Salim diculik oleh Komunis ketika Habib Umar masih kecil dan menemani ayahnya untuk shlalat Jum'at. Habib Umar pulang ke rumah sendirian dengan membawa syal milik ayahnya, sejak itu ayah Habib Umar tidak pernah terlihat lagi.

Habib Umar meneruskan dakwah ayah beliau dengan membuka kelas-kelas bagi anak muda dan juga orang tua untuk menghafal Al-Quran dan ilmu lainnya.

Habib Umar yang sudah terlihat kelebihannya dari kecil menjadi incaran oleh kelompok yang tidak menyukainya, kemudian Habib Umar dikirim ke kota Al-Bayda Yaman Utara untuk belajar disana dan menjauhkan dari kelompok yang ingin mencelakainya.

Di Ribat Al-Bayda, Habib Umar belajar di bawah bimbingan Guru yang sangat 'Alim yaitu  Al-Habib Muhammad bin ‘Abdullah Al-Haddar, serta Al-Habib Zain bin Sumaith. Tidak lama setelah itu Habib Umar ditunjuk sebagai guru di Al-Bayda.

DI Ta'iz Habib Umar belajar kepada Mufti Ta'iz yaitu Al-Habib Ibrahim bin Aqil bin Yahya. Mufti Ta'iz menyaksikan bahwa di dalam diri Habib Umar terdapat sifat-sifat kejujuran dan kepintaran yang agung, kemudian Mufti Ta'iz menikahkan putrinya dengan Habib Umar.

Di Hijaz Mekkah, Habib Umar belajar kepada Al-Habib 'Abdul Qadir bin Ahmad al-Saqqaf, Al-Habib Ahmed Mashur al-Haddad dan Al-Habib 'Attas al-Habashi. Di Mekkah Habib Umar melakukan ibadah haji dan juga ziarah makam Rasulullah SAW di Madinah.

Perjalanan dan Perjuangan Dakwah Habib Umar bin Hafidz

Al-Bayda dan kota-kota  disekitarnya serta desa-desa di daerah itu menjadi tempat dakwah Habib Umar setelah Tarim. Kelas-kelas dan majlis didirikan oleh Habib Umar serta berbagai usaha dilakukan oleh Habib Umar untuk mengenalkan kembali cinta kasih Allah dan Rasulnya ke dalam sanubari mereka. 

Perjuangan dakwah yang sangat gigih membuat Habib Umar kekurangan tidur dan istirahat. Banyak yang tersentuh dengan cara dakwah Habib Umar, sehingga banyak pemuda yang sebelumnya terjerumus dalam kehidupan yang kosong dan dangkal mengalami perubahan yang mendalam, sadar bahwa kehidupan ini punya tujuan dan mereka sekarang bangga dengan pakian yang islami, bersorban dan sebagainya.

Habib Umar mulai dikenal di berbagai belahan dunia setelah perjalanan beliau ke Hijaz. Perhatiannya yang mendalam dalam membangun keimananan merupakan perilakunya yang terlihat jelas sehingga membuat namanya tersebar luas. Tiada waktu yang terbuang sia-sia, setiap saat dipenuhi dengan mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi.

Habib Umar juga melakukan dakwah di Negara Oman dalam beberapa tahun kemudian berdakwah ke kota Shihr, Yaman Timur sebelum pulang ke Tarim, Hadramaut.

Ketika pulang ke Tarim, Habib Umar mendirikan Pesantren yang bernama Darul Musthafa. Dalam waktu yang singkat, masyarakat Tarim melihat berkumpulnya murid dari berbagai penjuru dunia ke Darul Musthafa.

Murid-murid dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Kepulauan Comoro, Tanzania, Kenya, Mesir, Pakistan, Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara arab bagian lain datang belajar ke Darul Musthafa.

Habib Umar bin Hafidz ke Indonesia

Habib Umar pertama kali ke Indonesia pada tahun 1994, diutus oleh Al-Habib Abdul Qadir Assegah dari Jeddah untuk menguatkan kembali semangat berdakwah para Alawiyyin di Indonesia. 

Di Indonesia Habib Umar telah beberapa kali membuat kerjasama dengan berbagai pihak bahkan dengan Lembaga Pemerintahan Indonesia yaitu Kementrian Agama dalam hal pengiriman sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya para Kiyai Pimpinan Pondok Pesantren dengan mengikuti program Pesantren Kilat selama tiga bulan di bawah bimbingan langsung Habib Umar.

Sampai saat ini sudah banyak santri dari Indonesia yang belajar di Darul Musthafa. Pesantrennya Habib Umar bin Hafidz. Yang melahirkan da'i-dai' yang membawa ummat kepada cinta Allah dan RasulNYA.

Penghargaan dan Kiprah Internasional 

Pada tanggal 22 Februari - 02 Maret 2003, Habib Umar merintis Persatuan dalam aktivitas dakwah, multaqa Ulama. Yang dihadiri oleh Ulama dari berbagai penjuru dunia di Darul Musthafa, Tarim.

Pada tahun 2005 dan 2007, Habib Umar bin Hafidz termasuk salah seorang penanda tangan dari dua dokumen Internasional yang berpengaruh yaitu Risalah Amman dan A Common Word.

Pada tahun 2007 di Indonesia, Habib Umar mendeklarasi berdirinya forum silaturahmi antar Ulama yaitu Majlis Al-Muwashala baina Ulama Al-Muslimin

Pada Tahun 2009, New York Times menampilkan Habib Umar dan Darul Musthafa dalam salah satu pemberitaanya.

Al-Habib Umar bin Hafidz termasuk salah satu dari 50 urutan teratas dari The Muslim 500, The Wordl's 500 Most Influential Muslims yang diterbitkan oleh Center for Muslim-Christian Understanding

Kitab Karangan Habib Umar bin Hafidz 

  1. Is'af at Thalibi
  2. Ridha al-Khalaq bi bayan Makarimal Akhlaq
  3. Taujihat at-Thullab
  4. Syarah Mandzumah Sanad al-'Ulwi
  5. adz-Dzakirah al-Musyarrafah
  6. Dhiyaullami'bidzikri Maulid an-Nabi asy-Syafi'
  7. Khuluquna
  8. Khulasoh madad an-nabawiy
  9. Syarobu althohurfi dhikri siratu badril budur
  10. Taujihat nabawiyah
  11. Nur aliman
  12. Almukhtar syifa alsaqim
  13. Al washatiah
  14. Mamlakatul qa’ab wa al ‘adha’
  15. Muhtar Alhadits 
  16. Durul Asas 
  17. Tsaqafatul Khatib 

Wasiat dan Nasihat dari Habib Umar bin Hafidz

Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu, niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah
Barang siapa semakin mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut kepada-Nya.
Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang-orang yang beruntung, bagaimana mungkin ia akan menjadi orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang duduk dengan orang-orang yang beruntung, bagaimana mungkin ia tidak akan menjadi orang yang beruntung.
Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan Sang Kekasih (Yaitu Allah swt dan Rasul-Nya), maka kematian itu merupakan hari raya baginya.
Barang siapa percaya dan yakin pada risalah diutusnya Nabi Muhammad saw, maka ia akan mengabdi dan menanggung sabar karenanya. Dan barang siapa percaya yang membenarkan risalah kerasulan Muhammad saw, maka ia akan mengorbankan harta dan jiwa untuknya.
Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah saat orang tersebut berada di alam dunia.
Betapa anehnya penduduk bumi ini, semua yang berada di bumi ini adalah pelajaran, namun mengapa mereka tidak mau belajar darinya. Kukira tidak ada sejengkal tanahpun di muka bumi, kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia sama sekali tidak akan sampai pada Tuhannya. Ketahuilah bahwa kedekatan manusia terhadap Allah swt menurut kadar kebersihan jiwanya.
Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya.
Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu, kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat Arsy(singgasana Allah swt) dan seisinya seribu kali.
Menyatunya seorang murid dengan gurunya, merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW, merupakan permulaan untuk lupa kepada yang selain Allah swt
Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan. Golongan pertama adalah, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud. Sedangkan golongan kedua adalah, golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat, yang mana apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat kepala dari sujudnya.
Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi da’i(menyampaikan apa yang kita ketahui) dan tidak harus menjadi qodli(hakim/orang yang memutuskan suatu perkara dalam agama) ataupun mufti (orang yang memberikan fatwa)
Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah swt dan dari keberpalingan kembali menuju Allah swt, serta dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik
Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah pula yang menjaga kekasih-kekasih-Nya.
Apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka ringanlah semua kebiasaan baginya dan akan keluar keagungan kebiasaan dari dirinya.
Apabila benar keluarnya seseorang di dalam berdakwah, maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.
Keluarkanlah rasa takut kepada makhluk dari dalam hatimu, niscaya engkau akan tenang dengan rasa takut kepada Sang Khaliq (Allah swt yang Maha Pencipta). Dan keluarkanlah rasa berharap pada makhluk dari dalam hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan hanya berharap pada Sang Khaliq.
Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah swt dan merupakan tanda-tanda dari lemahnya keimanan seseorang.
Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya(Tadabbur) dan bangun diwaktu malam(untuk mengisi kemuliaan diwaktu malam dengan berbagai ibadah yang mendatangkan keridhaan Allah swt).
Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis dalam keheningan malam.
Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah swt, maka Allah swt akan memenuhi hatinya dengan rahmat-Nya di setiap waktu.
Janganlah urusan dunia kita mengalahkan urusan akhirat kita.
Carilah dunia sebanyak mungkin, namun janganlah urusan duniamu mengalahkan urusan akhiratmu.
Selalulah bersyukur kepada segala pemberian Allah, baik yang besar maupun yang kecil. Contoh yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Seperti menjilati tangan sehabis makan adalah salah satu bentuk perwujudan syukur kita kepada Allah swt.
Tidak menyisakan nasi dalam piring bidangan kita juga merupakan bentuk rasa syukur kita, mengambil sebutir nasi yang terjatuh dari piring kita untuk dimakan adalah juga suatu bentuk perwujudan syukur kita kepada Allah swt.
Kita harus bersyukur walau hanya dapat makan dengan nasi putih saja. Karena Allah swt telah berfirman: "Barangsiapa bersyukur atas nikmat-Ku, maka Aku akan tambahkan nikmat kepadanya"(QS.Ibrahim-14:7). Wahai para hadirin, kata"Aku" disini adalah Allah, jadi Allah sendiri yang akan menambahkan dan memberi tambahan nikmat-Nya atas orang yang mau bersyukur.
Sungguh agung dan suci anugrah-Nya. Dikatakan bahwa barangsiapa yang taat dan patuh kepada Allah, maka memerintahkan dunia untuk tunduk dan mendatanginya serta melayani hamba-Nya itu.



Posting Komentar untuk "Biografi Habib Umar Bin Hafidz, Ulama Internasional Yang Hafal 100.000 Lebih Hadist"