Apa itu Wahabi ? Kenapa Banyak yang Menolak
Wahabi menjadi perbincangan yang hangat pada akhir-akhir ini. Banyak yang belum paham apa itu wahabi...mazhabkah, golongankah atau suatu organisasi ?
Wahabi adalah sebuah pemahaman atau aliran yang dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang berasal dari Najd, Arab Saudi pada abad ke-18.
Aliran ini menyatakan dirinya sebagai aliran reformasi untuk memurnikan Aqidah ummat islam yang sudah banyak melakukan kesyirikan, dan bid'ah menurut faham tersebut.
Segala bentuk amalan yang dianggap syirik dan bid'ah diserang oleh wahabi, sehingga timbul pergolakan di daerah itu.
Namun banyak daerah yang menolak faham wahabi, termasuk di Indonesia. Bahkan terjadi penolakan secara besar-besaran hingga membuat parade penolakan seperti yang terjadi di Aceh dan beberapa daerah di Indonesia.
Timbul tanda tanya apa yang menyebabkan paham Wahabi ditolak di banyak tempat sedangkan paham Wahabi ini menyatakan dirinya sebagai paham yang memurnikan Aqidah, kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah ?
Tentu ada hal yang menyebabkan penolakan terhadap paham Wahabi.
1. Menyatakan bid'ah terhadap suatu amalan yang tidak dikerjakan oleh Nabi SAW, dan setiap yang bid'ah masuk neraka.
Wahabi menyatakan setiap amalan yang tidak dicontohkan oleh Nabi SAW adalah bid'ah, padahal sangat banyak amalan yang tidak dicontohkan oleh Nabi SAW namun tidaklah dilarang oleh Nabi SAW karena merupakan suatu amalan baik yang tidak bertentangan dengan syariat.
Salah satu contohnya seperti kejadian yang terjadi pada masa Rasulullah SAW masih hidup yaitu seorang sahabat yang selalu membaca surat Al ikhlas setelah membaca surat Alfatihah dan Nabi SAW tidak mencontohkannya, namun Nabi SAW tidak mengatakan bid'ah kepada sahabat tersebut, bahkan menyatakan sahabat tersebut masuk surga lantaran cinta dengan surah Al-Ikhlas tersebut.
Ada satu pertanyaan saja untuk paham Wahabi yang menyatakan setiap yang baru adalah bid'ah, yaitu tentang Al-Qur'an yang kita baca sekarang ini. Apakah Al-Qur'an yang kita baca sekarang ini ada pada zaman Rasulullah SAW ? lalu bagaimana dengan status Al Qur'an yang kita baca saat ini, apakah bid'ah dan masuk neraka ? Jika ia, maka yang membaca Al-Qur'an dengan mushaf sekarang ini masuk neraka juga. Lalu Wahabi sendiri baca Al-Qur'an dengan mushaf yang mana ??
2. Menuduh syirik kepada orang yang berdoa di kuburan
Tuduhan syirik ini sangat sering dilontarkan kepada siapa saja yang berdoa di kuburan, padahal berdoa di kuburan ini bukanlah minta di doakan atau minta sesuatu kepada ahli kubur, melainkan mendoakan keampunan untuk ahli kubur kepada Allah SWT serta menziarahi, keutamaan menziarahi adalah agar kita senantiasa ingat kematian dan tidak lalai dengan kehidupan ini.
Selain mendoakan ahli kubur, yang biasa dilakukan juga berupa mengirimkan pahala bacaan berbagai surah di dalam Al-Qur'an, seperti surah Al-fatihah, Al-Ikhlas, Al-falaq, An-Nas, dan juga pahala bacaan Tahlil.
Apakah semua yang dilakukan ketika menziarahi kubur itu syirik ? Tentu pemahaman yang salah jika mengatakan syirik, sebagaimana yang dinyatakan oleh faham wahabi.
3. Berkeyakinan orang tua Nabi Muhammad SAW di neraka
Wahabi berkeyakinan bahwa orang tua Rasulullah SAW di neraka, berdasarkan hadits yang mereka fahami, " inna abi wa abaka finnar "( Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka)".
Abi dalam bahasa arab tidaklah selalu diartikan dengan ayah kandung. Abi bisa juga diartikan sebagai paman. Bisa jadi maksud dalam hadits tersebut adalah Abu Lahab.
Rasulullah SAW adalah makhluk terbaik yang paling sempurna, tentu dilahirkan dari orang pilihan, Habib Umar bin Hafidz mengatakan jika orang tua Nabi SAW masuk neraka maka tidak ada 1 orang pun yang selamat dari neraka.
Baca juga :
4. Beri'tiqad (berfaham) Allah SWT bertempat (membutuhkan tempat)
Tempat adalah makhluk ciptaan Allah SWT, yang membutuhkan tempat untuk ditempati salah satunya yaitu manusia. Mustahil manusia tidak bertempat. Keadaan "bertempat" ini jangan disamakan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT tidak membutuhkan tempat untuk ditempati. "Tempat" adalah makhluk Allah SWT, mnustahil Allah butuh kepada makhlukNYA.
Ketika timbul pertanyaan, lalu bagaimana bisa Allah SWT tidak bertempat sedangkan semuanya bertempat ? Jawabannya adalah, " itulah perbedaan antara Khalik (Pencipta) dan makhluk (yang diciptakan). Jangan gunakan pikiran/akal kita sebagai manusia untuk memikirkan keadaan Allah SWT, Allah SWT telah menjelaskan di dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas : 4, "walam yakun lahu kufuw an ahad", ("tidak ada sesuatu pun yang setara dengan DIA")
paham wahabi menyebutkan dalil bahwa Allah SWT bertempat yaitu di dalam Al-Qur'an pada surat Thaha ayat 5, dan beberapa ayat yang semisal dengannya. Wahabi mengartikan istiwa dengan makna bersemyam (menempati), sedangkan Ahlusunnah wal Jama'ah mengartikannya sebagai Kekuasaan Allah, Kekuasaan Allah SWT meliputi 'arsy.
'Arsy adalah makhluk Allah SWT, bagaimana mungkin Sang Pencipta memerlukan kepada ciptaanNYA, jika Allah butuh kepada makhluk maka Allah lemah, serta punya kekurangan dan itu mustahil bagi Allah SWT.
Itulah kekeliruan dalam memahami agama yang dilakukan oleh faham wahabi, sehingga ditolak oleh mayoritas Muslim Ahlussunnah wal Jama'ah. Pada kesempatan lain akan saya bahas penyimpangan-penyimpangan lain yang dilakukan oleh aliran diluar Ahlussunnah wal Jama'ah.
Wassalamu'alaikum wr. wb...semoga bermanfaat..
Tentu ada hal yang menyebabkan penolakan terhadap paham Wahabi.
Beberapa hal yang menjadikan paham Wahabi di tolak :
1. Menyatakan bid'ah terhadap suatu amalan yang tidak dikerjakan oleh Nabi SAW, dan setiap yang bid'ah masuk neraka.
Wahabi menyatakan setiap amalan yang tidak dicontohkan oleh Nabi SAW adalah bid'ah, padahal sangat banyak amalan yang tidak dicontohkan oleh Nabi SAW namun tidaklah dilarang oleh Nabi SAW karena merupakan suatu amalan baik yang tidak bertentangan dengan syariat.
Salah satu contohnya seperti kejadian yang terjadi pada masa Rasulullah SAW masih hidup yaitu seorang sahabat yang selalu membaca surat Al ikhlas setelah membaca surat Alfatihah dan Nabi SAW tidak mencontohkannya, namun Nabi SAW tidak mengatakan bid'ah kepada sahabat tersebut, bahkan menyatakan sahabat tersebut masuk surga lantaran cinta dengan surah Al-Ikhlas tersebut.
Ada satu pertanyaan saja untuk paham Wahabi yang menyatakan setiap yang baru adalah bid'ah, yaitu tentang Al-Qur'an yang kita baca sekarang ini. Apakah Al-Qur'an yang kita baca sekarang ini ada pada zaman Rasulullah SAW ? lalu bagaimana dengan status Al Qur'an yang kita baca saat ini, apakah bid'ah dan masuk neraka ? Jika ia, maka yang membaca Al-Qur'an dengan mushaf sekarang ini masuk neraka juga. Lalu Wahabi sendiri baca Al-Qur'an dengan mushaf yang mana ??
2. Menuduh syirik kepada orang yang berdoa di kuburan
Tuduhan syirik ini sangat sering dilontarkan kepada siapa saja yang berdoa di kuburan, padahal berdoa di kuburan ini bukanlah minta di doakan atau minta sesuatu kepada ahli kubur, melainkan mendoakan keampunan untuk ahli kubur kepada Allah SWT serta menziarahi, keutamaan menziarahi adalah agar kita senantiasa ingat kematian dan tidak lalai dengan kehidupan ini.
Selain mendoakan ahli kubur, yang biasa dilakukan juga berupa mengirimkan pahala bacaan berbagai surah di dalam Al-Qur'an, seperti surah Al-fatihah, Al-Ikhlas, Al-falaq, An-Nas, dan juga pahala bacaan Tahlil.
Apakah semua yang dilakukan ketika menziarahi kubur itu syirik ? Tentu pemahaman yang salah jika mengatakan syirik, sebagaimana yang dinyatakan oleh faham wahabi.
3. Berkeyakinan orang tua Nabi Muhammad SAW di neraka
Wahabi berkeyakinan bahwa orang tua Rasulullah SAW di neraka, berdasarkan hadits yang mereka fahami, " inna abi wa abaka finnar "( Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka)".
Abi dalam bahasa arab tidaklah selalu diartikan dengan ayah kandung. Abi bisa juga diartikan sebagai paman. Bisa jadi maksud dalam hadits tersebut adalah Abu Lahab.
Rasulullah SAW adalah makhluk terbaik yang paling sempurna, tentu dilahirkan dari orang pilihan, Habib Umar bin Hafidz mengatakan jika orang tua Nabi SAW masuk neraka maka tidak ada 1 orang pun yang selamat dari neraka.
Baca juga :
- AhlussunnahWaljama'ah Satu-Satunya Kelompok Yang Selamat di Akhirat Nanti
- DimanakahAllah Berada ? Inilah Penjelasannya
4. Beri'tiqad (berfaham) Allah SWT bertempat (membutuhkan tempat)
Tempat adalah makhluk ciptaan Allah SWT, yang membutuhkan tempat untuk ditempati salah satunya yaitu manusia. Mustahil manusia tidak bertempat. Keadaan "bertempat" ini jangan disamakan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT tidak membutuhkan tempat untuk ditempati. "Tempat" adalah makhluk Allah SWT, mnustahil Allah butuh kepada makhlukNYA.
Ketika timbul pertanyaan, lalu bagaimana bisa Allah SWT tidak bertempat sedangkan semuanya bertempat ? Jawabannya adalah, " itulah perbedaan antara Khalik (Pencipta) dan makhluk (yang diciptakan). Jangan gunakan pikiran/akal kita sebagai manusia untuk memikirkan keadaan Allah SWT, Allah SWT telah menjelaskan di dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas : 4, "walam yakun lahu kufuw an ahad", ("tidak ada sesuatu pun yang setara dengan DIA")
paham wahabi menyebutkan dalil bahwa Allah SWT bertempat yaitu di dalam Al-Qur'an pada surat Thaha ayat 5, dan beberapa ayat yang semisal dengannya. Wahabi mengartikan istiwa dengan makna bersemyam (menempati), sedangkan Ahlusunnah wal Jama'ah mengartikannya sebagai Kekuasaan Allah, Kekuasaan Allah SWT meliputi 'arsy.
'Arsy adalah makhluk Allah SWT, bagaimana mungkin Sang Pencipta memerlukan kepada ciptaanNYA, jika Allah butuh kepada makhluk maka Allah lemah, serta punya kekurangan dan itu mustahil bagi Allah SWT.
Itulah kekeliruan dalam memahami agama yang dilakukan oleh faham wahabi, sehingga ditolak oleh mayoritas Muslim Ahlussunnah wal Jama'ah. Pada kesempatan lain akan saya bahas penyimpangan-penyimpangan lain yang dilakukan oleh aliran diluar Ahlussunnah wal Jama'ah.
Wassalamu'alaikum wr. wb...semoga bermanfaat..
Posting Komentar untuk "Apa itu Wahabi ? Kenapa Banyak yang Menolak "
Silahkan beri masukan atau pertanyaan pada kolom komentar